Wayang Menyatukan Dua Bangsa: Bhante dari Thailand Kunjungi Gubug Wayang Mojokerto - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Wayang Menyatukan Dua Bangsa: Bhante dari Thailand Kunjungi Gubug Wayang Mojokerto


Mojokerto-(satujurnal.com)

Suasana Museum Gubug Wayang di Jalan RA Kartini 23, Kota Mojokerto, terasa penuh kehangatan pada Jumat pagi (13/6/2025). Wali Kota Ika Puspitasari, akrab disapa Ning Ita, menyambut Bhante Luong Po, Kepala Museum Nang Yai Wat Khanon Thailand. Kehadiran tamu kehormatan ini menggambarkan betapa seni tradisi mampu menjadi jembatan lintas bangsa.


“Selamat datang di Mojokerto, pusat Kerajaan Majapahit abad ke‑13 hingga 16,” kata Ning Ita, menceritakan bagaimana Pelabuhan Canggu dan Sungai Brantas dahulu jadi jalur utama perdagangan yang menjangkau Asia Tenggara. Ia berharap Bhante kembali tahun depan untuk merasakan denyut sejarah kota ini lebih dalam.


Gubug Wayang lahir dari komunitas Yensen Project Indonesia. Museum ini menampung lebih dari 9.800 koleksi, antara lain wayang kulit, golek, potehi, boneka Si Unyil, gamelan, tosan aji, topeng, artefak Majapahit, hingga mainan tradisional  .

Setiap lantai menampilkan tema unik, dari boneka Si Unyil dan pentas wayang di lantai dasar, jenis wayang dari berbagai daerah di lantai dua, hingga artefak budaya dan media lama. Museum juga menyelenggarakan pameran, pertunjukan macapat, karawitan, serta road‑show ke sekolah dan kampus  .

Dengan visi “Salam Budaya, Menyatukan Bangsa”, Gubug Wayang berusaha mendekatkan generasi muda pada budaya lewat edukasi dan teknologi seperti virtual guiding  .

Melalui penerjemah, Bhante Luong Po, selaku kepala Wat Khanon sekaligus Ketua Pusat Budaya Wayang Kulit Besar Thailand mengungkapkan rasa terima kasih dan kekagumannya terhadap pelestarian budaya di Kota Mojokerto. Ia juga menyampaikan antusiasmenya untuk menjajaki kerja sama yang lebih erat ke depannya.

“Kami sangat senang. Jika ada kesempatan, kami ingin bekerja sama lebih lanjut,” ungkap Bhante Luong Po, yang juga terpukau dengan semangat pelestarian budaya di tengah kota yang kian modern ini.

Kedua institusi gemilang di bidang wayang tradisi. Gubug Wayang memadukan edukasi, pertunjukan, dan teknologi, sementara Wat Khanon menjaga tradisi klasik Nang Yai lewat pertunjukan rutin.

Kunjungan Bhante Luong Po menjadi awal diplomasi budaya yang berbasis praktik nyata. (one/hms)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional